Tugas Pertemuan4 SELT
Jawab:
Berdasarkan skema yang telah
digambarkan diatas, titik 2 dan 4 masing masing merupakan trafo step-up dan
trafo step down. Sedangkan kita tahu bahwa trafo rata-rata mengalami data
rugi-rugi sebanyak 20 hingga 25%. Selain itu, rata-rata pembangkit listrik di
indonesia ditempatkan di pusat yang mana kemudian energi listrik tersebut akan
ditransmisikan dalam jarak yang cukup jauh. Apabila daya rugi-rugi yang dialami
cukup besar, maka suplai dari pusat beban ke daerah transmisi terjauh tidak
akan berjalan secara maksimal. Oleh karena itu, salah satu solusi yang
ditawarkan adalah dengan distributed generation (DG) atau
sistem terdistribusi memanfaatkan sumber listrik dari pembangkit-pembangkit
listrik kecil yang terpasang di dekat beban listrik. Kelebihan yang didapat
dengan memanfaatkan sistem DG adalah sistem kelistrikan tidak hanya
mengandalkan pembangkit-pembangkit listrik besar yang terpusat.
2. Berapa besar tegangan yang dibangkitkan,
ditransmisikan,dan didistribukan, serta berapa tegangan beban? Mengapa harus
menggunakan trafo step up, step down?
Jawab:
Pada bagan dapat diketahui bahwa
tegangan pada pembangkit sebesar 150kV, sebenarnya 150kV tersebut diperoleh
dari tegangan sutet (500 kV) yang diperoleh dari menaikkan tegangan dari
pembangkit (150 kV) yang kemudian diturunkan kembali menggunakan trafo step
down, kemudian tegangan tersebut diturunkan melalui trafo step-down menjadi
20kV pada saluran distribusi. Terakhir, tegangan dari saluran distribusi akan
kembali diturunkan menjadi tegangan standar rumah-rumah, yakni 380/220V. Dari
sini tergambar dengan jelas bahwa trafo step up diperlukan
untuk memperbesar tegangan sesuai dengan yang diperlukan selama pemakaian
sehingga kuat untuk menunjang kebutuhan, sedangkan trafo step down dibutuhkan
untuk menurunkan nilai tegangan sesuai dengan kapasitas rumah/industri sehingga
tidak meledak.
Komentar
Posting Komentar